create your own banner at mybannermaker.com!

Tuesday, July 05, 2011

mengenal diri sendiri....

Ketahuilah, ada pepatah terkenal mengatakan: "Sesungguhnya jiwa itu bagaikan
kota. Kedua tangan, kedua kaki, dan seluruh anggota badan adalah wilayahnya.
Kekuatan nafsu walikotanya. Kekuatan angkara murka polisinya. Akal sebagai
perdana menteri. Dan Hati merupakan Rajanya".


Raja mengatur mereka semua hingga situasi kerajaan menjadi stabil. Sebab
walikotanya yaitu nafsu mempunyai watak pembohong, over acting, dan suka
mencampur adukkan persoalan. Polisinya yaitu sang angkara murka bertabiat kejam,
suka berkelahi, dan perusak. Kalau sang raja membiarkan mereka dalam kondisi
demikian, maka akan hancur binasalah kota yang bersangkutan. Maka Raja harus
bermusyawarah dengan perdana menteri, dan menempatkan walikota serta polisi di
bawah kendali perdana menteri. Bila ini dilakukan, maka kondisi kerajaan akan
mantap dan kota pun akan maju dan makmur.


Demikian pula hati, ia meminta pertimbangan akal dan menempatkan nafsu serta
angkara murka di bawah kendali dan perintah akal. Sehingga diri menjadi stabil
dan dapat mencapai sebab kebahagiaannya, yaitu mengenal Hadirat Illahi.


Apabila akal ditempatkan dibawah kekuasaan nafsu dan angkara murka, maka
binasalah jiwa. Dan hati pun akan menderita di akhirat.


Nafsu dan angkara murka adalah dua pelayan jiwa yang menarik dan menjaga urusan
makanan, minuman, dan perkawinan untuk mendukung indera (tubuh).


Indera merupakan jaring serta mata-mata akal. Dengan indera itulah akal
mengamati ciptaan-ciptaan Tuhan Yang Maha Agung. Kemudian indera melayani akal.


Akal adalah pelayan hati. Akal bagi hati ialah lampu dan pelita, yang dengan
sinarnya ia dapat memandang Hadirat Illahi. Sebab surga (kenikmatan) yang
menjadi bagian perut dan kelamin merupakan sesuatu yang tidak berarti bila
dibandingkan dengan surga (kekuatan memandang Hadirat Ilahi itu).


Kemudian, Hati itu sendiri diciptakan untuk memandang keindahan Hadirat Illahi.
Jadi barangsiapa bersungguh-sungguh di dalam menangani hati, ia merupakan hamba
sejati. Termasuk golongan ahli Hadirat Illahi, sebagaimana Firman Allah swt:


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku". (QS. 51:56).


Allah ciptakan hati, dan Allah memberi ia kekuasaan dan pasukan serta menjadikan
diri sebagai kendaraannya. Sehingga di atas kendaraannya itu dia dapat
meninggalkan alam debu pergi menuju ketinggian paling tinggi. Kalau dia ingin
melaksanakan kewajiban sebagi mahluk yang mendapatkan nikmat ini, dia haruslah
duduk seperti raja di tengah-tengah kerajaannya. Menjadikan Hadirat Illaahi
sebagai kiblat dan tujuannya. Akhirat sebagai kampung halaman dan kediamannya.
Diri sebagi kendaraannya. Dunia sebagai persinggahannya. Kedua tangan dan kaki
sebagai pelayan-pelayan akalnya. Akal sebagai perdana menterinya. Nafsu sebagai
pejabatnya. Angkara murka sebagai petugas keamanannya. Dan indera sebagai
mata-matanya. Masing-masing diserahi tugas dengan wilayah-wilayah sendiri.
Mengumpulkan data situasi wilayah masing-masing tersebut bagi sang hati.


wallaahu'alam bishshawwab


(diedit dari buku Metode Tasawuf Al Ghazaly, oleh K.H.A Mustofa Bisri)

No comments:

Post a Comment